Kemacetan Bisa Pengaruhi Tingkat Intelegensi Anak

Kemacetan Bisa Pengaruhi Tingkat Intelegensi Anak


Kian hari kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung semakin mengkhawatirkan. Di jam-jam sibuk, seperti pagi dan sore hari, volume kendaraan yang melintas di ruas-ruas jalan utama terus bertambah.

Tahukah ayah bunda, kemacetan tak hanya bisa memicu tingkat stress, tapi juga bisa berdampak negatif terhadap perkembangan tingkat intelegensi anak.

Studi kasus yang dilakukan oleh University of Southern California terhadap dampak partikel karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan tak hanya bisa memicu penyakit berbahaya tapi juga merusak jaringan sel otak.

Baca Juga: Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi: Pak Gubernur NTT ente Sehat?

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Harvard University dan Columbia University juga menyebutkan anak-anak yang terpapar partikel karbondioksida selama terjebak kemacetan memiliki kecenderungan tingkat perkembangan intelegensi yang lebih rendah dan susah untuk berkonsentrasi.

Dampak Kemacetan terhadap Perkembangan Anak

Tanpa kita sadari, dampak kemacetan juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Seperti dikutip dari detik health, anak yang terus-menerus terpapar emisi CO2 akibat terjebak dalam kemacetan panjang setiap hari baik di pagi hari maupun sore hari, ternyata sangat mempengaruhi perkembangannya.

Dampak seperti rendahnya tingkat intelegensi, kesulitan berkonsentrasi adalah dampak yang paling umum terjadi pada anak yang terpapar gas karbondioksida.

Selain itu, paparan polusi yang dialami anak setiap hari ketika terjebak kemacetan juga mempengaruhi perkembangan Intetlligence Quotient (IQ) atau nilai kecerdasan anak.

Hak Anak untuk Hidup Sehat

Ayah bunda, anak memiliki hak untuk hidup sehat. Anak-anak yang sehat menjadi cermin masa depan bangsa yang gemilang. Kita semua harus sudah peduli untuk menjaga anak-anak agar bisa hidup layak dan terpenuhi kesehatannya.

Kita semua harus menjadi pelindung untuk anak-anak dan memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Kolaborasi bersama antara orang tua, sekolah dan semua pihak menjadi penting untuk memberikan rasa aman kepada anak-anak dalam pemenuhan hak untuk hidup sehat mereka.

Hak Anak untuk Bermain dan Bersosialisasi

Selain pemenuhan kesehatan, anak juga memiliki hak untuk bisa bermain dan bersosialisasi bersama teman-temannya di lingkungan sekolah dan lingkungan lainnya.

Dengan bermain dan bersosialisasi, anak bisa mengembangkan kemampuan kognitifnya berbasis kreativitas dan problem solving baik secara individual maupun kelompoknya. Bermain juga bisa membantu anak untuk meningkatkan rasa percaya diri dan solidaritas.

Namun, hak ini menjadi terganggu mana kala orang tua tidak mampu memberikan jaminan bahwa anak bisa sampai di sekolah tepat waktu.

Merdeka Belajar adalah Merdeka Bermain

Terlebih jika dikaitkan dengan pendidikan berbasis Kurikulum Merdeka saat ini, yang jika diartikan secara implementasi, adalah merdeka bermain. Sebab, bermain adalah belajar itu sendiri.

Esensi dari belajar adalah bermain. Rumusan inilah yang menjadi filosofi Ki Hajar Dewantara maupun pendiri taman kanak-kanak, Friedrich Froebel. Mereka sepakat bahwa esensi dari belajar adalah bermain.

Pengaruh Kemacetan dan Terlambat Sekolah

Ketika kebutuhan anak terhadap bermain kurang terpenuhi akibat terlambat datang ke sekolah, salah satunya akibat terjebak kemacetan, maka secara tidak langsung berpengaruh terhadap semangat belajar anak maupun kemampuannya untuk bersosialisasi bersama teman-temannya.

Sebaliknya, ketika anak bisa datang ke sekolah lebih awal. Ia bukan hanya sedang meningkatnya kemampuan kognitif, pengetahuan dan kemampuan interaksi sosial anak terhadap lingkungan sekolahnya.

Selain itu, ayah dan bunda juga secara tidak langsung sudah berhasil membangun sikap disiplin, tanggung jawab serta kemandirian anak.

Dalam jurnal yang ditulis oleh J.E Elliott, S.W Miller dan J.D Stern berjudul The Effect of Early Morning School on High School Students' Academic Performance and Behavior, menyebutkan bahwa anak yang hadir lebih pagi di sekolah sangat berpengaruh positif terhadap prestasi akademiknya.

Selain itu, siswa yang bisa hadir lebih pagi di sekolah juga cenderung memiliki perilaku yang baik serta lebih fokus menerima pelajaran.

Upaya Menghindari Kemacetan dan Terlambat Sekolah

Melihat dampak negatif dari kemacetan terhadap tumbuh kembang anak ini, orang tua perlu menyiapkan perencanaan terhadap upaya menghindari kemacetan agar tidak terlambat sampai ke sekolah.

Perencanaan yang baik dalam mengantisipasi kemacetan agar tidak terlambat datang ke sekolah ini tak hanya baik untuk kesehatan anak tapi juga baik untuk mengembangkan sikap anak serta prestasi akademiknya.

Hadir Lebih Awal

Hadir lebih awal untuk menghindari terjebak kemacetan di jam-jam sibuk, bisa jadi opsi untuk memberikan lebih banyak waktu bagi anak untuk bisa bermain dan bersosialisasi bersama teman-teman disekolahnya.

Dengan hadir lebih awal pula, ayah dan bunda secara tak langsung sudah menanamkan sikap disiplin dan teratur kepada anak dengan pola waktu dan rutinitas yang positif kepada anak.

Memanfaatkan Jasa Abudemen Sekolah

Kemacetan Bisa Pengaruhi Tingkat Intelegensi Anak


Solusi lain yang bisa dijadikan pilihan ayah dan bunda untuk bisa menghindari kemacetan adalah dengan memanfaatkan jasa abudemen sekolah.

Seperti diketahui, saat ini mayoritas sekolah sudah menyiapkan secara khusus fasilitas kendaraan abudemen sekolah untuk melayani antar jemput siswa-siswinya.

Tujuan dari fasilitas abudemen sekolah ini adalah untuk memastikan siswa hadir lebih tepat waktu di sekolah.

Selain itu, dengan memanfaatkan fasilitas abudemen sekolah, ayah dan bunda juga tak lagi merasa khawatir dengan keamanan dan kenyamanan anak-anaknya.

Di sisi lain, dengan menggunakan fasilitas abudemen sekolah pula, ayah dan bunda juga bisa mengurangi tingkat stress akibat terjebak kemacetan dalam waktu yang lama setiap harinya.

Hal positif lain dari pemanfaatan fasilitas abudemen sekolah ini adalah ayah dan bunda secara tak langsung telah berpartisipasi dalam menjaga lingkungan yang sehat untuk anak-anak dengan meminimalisir penggunaan kendaraan. (Meza Swastika)

  

Posting Komentar

Terima kasih karena telah berkenan memberikan komentar yang membangun untuk blog ini

Lebih baru Lebih lama