Meskipun teknologi sudah berkembang sedemikian rupa, namun ternyata baru 20 persen saja bagian laut yang berhasil dieksplorasi dan dijelajahi, sedangkan 80 persen lainnya masih menjadi misteri.
Banyak penjelajahan dan penelitian terhadap lautan sejak
puluhan tahun lalu hingga saat ini, namun banyak bagian laut yang belum atau
bahkan tidak bisa dijelajahi.
Banyak ilmuwan yang menyebut jika laut terdiri dari
bagian-bagian yang sangat dalam seperti palung, terpencil atau bahkan sangat
sulit untuk dijangkau manusian sehingga membuat proses eksplorasi sangat
mustahil dilakukan.
Salah satu contohnya adalah keberadaan ikan Oarfish yang
habitatnya berada jauh dibawah laut. Oarfish yang berukuran raksasa suatu kali
pernah ditemukan oleh sejumlah penyelam di Distrik Ruifang, sebelah timur
Taiwan.
Oleh karena itu, mengeksplorasi laut atau samudra bukanlah perkara yang mudah, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) sebagai lembaga yang memiliki otoritas resmi dalam hal eksplorasi laut bahkan memastikan bahwa sampai dengan tahun 2022 saja, baru sekitar 20 persen bagian-bagian laut yang telah berhasil dipetakan.
Lebih Mudah Mengeksplorasi Luar Angkasa daripada Dasar Lautan
Dikutip dari CNN, banyak ilmuwan yang menyebut bahwa mengeksplorasi
luar angkasa jauh lebih mudah dibandingkan mengeksplorasi dasar lautan.
Hal ini diperkuat dengan skala perbandingan eksplorasi
antara astronaut dengan penyelam. 12 orang astronaut berhasil mengeksplorasi
permukaan bulan selama 300 jam, sebaliknya hanya ada tiga penyelam yang hanya mampu
menghabiskan waktu tiga jam untuk mengeksplorasi Challenger Deep yang dalam
data Woods Hole Oceanographic Institution disebut sebagai titik paling dalam di
Bumi yang ada di lautan.
Kendala Eksplorasi Lautan
Ada banyak hal yang menjadi kendala bagi para peneliti untuk
mengeksplorasi lautan, mulai dari tekanan yang sangat ekstrem hingga sudut
pandang yang terbatas karena gelapnya dasar lautan serta resiko eksplorasi yang
sangat berbahaya.
Kedalaman laut memiliki tingkat tekanan yang sangat ekstrem
dengan resiko bahaya yang sangat besar.
Salah satu contohnya adalah kapal selam Titan milik
Oceangate yang meledak ketika tengah mengeksplorasi bangkai kapal Titanic di
kedalaman 3.800 meter. Kapal selam itu meledak karena tekanan yang sangat kuat
dari air laut.
Perlu diketahui dalam setiap 10 meter di bawah permukaan laut, konsekuensi tekanannya bisa meningkat satu atmosfer.
Skala Atmosfer adalah satuan yang setara dengan 14,7 poun
per inci persegi. Itu artinya, perjalanan ke Challenger Deep dapat setara
dengan menaruh 50 jet di atas sebuah kapal selam.
Samudra berkategori dalam memiliki tingkat kedalaman dari
1000 meter hingga 6000 meter di bawah permukaan. Sementara palung lau terdalam
bisa mencapai 11 ribu meter.
Wilayah ini disebut dengan zona hadalpelagic, yang diambil
dari Hades, Dewa Yunani dunia bawah. Di zona hadal, temperaturnya di atas beku
dan tidak ada cahaya matahari yang bisa tembus.
Kegelapan Lautan Telah Dijelaskan dalam Al Quran
Faktanya, kita suci Al Quran telah menjelaskan gelapnya laut
dalam Surat An-Nur ayat 40 ribuan tahun lalu, atau jauh sebelum proses
eksplorasi terhadap lautan dilakukan oleh manusia.
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ
مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ
يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ
مِنْ نُورٍ
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang
diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan;
gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya,
tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya
(petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS,
An-Nuur, 24:40)
Kitab suci Al Quran bahkan secara tegas menyiratkan sisi gelap lautan serta keberadaan ombak di dalam lautan (internal waves) antara dua batas pertemuan pada dua lapisan air laut yang memiliki tingkat kepekatan yang berbeda dan baru diketahui dibenarkan oleh banyak ilmuwan. Hal ini menjadi bukti bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di semesta ini.