Musim Pamer Harta, Memaknai Arti dari Harta, Tahta dan Wanita setelahnya Merana

Musim Pamer Harta, Memaknai Arti dari Harta, Tahta dan Wanita setelahnya Merana


Musim pamer harta memang menjadi bagian dari gaya hidup orang Indonesia, utamanya adalah para pejabat negara beserta istri dan anak turunannya. Seperti tak ada malu, harta yang kerap mereka pamerkan itu justru dari pajak yang dipungut dari rakyat.

Mental pejabat negara kita memang sungguh memprihatinkan. Musim pamer harta yang mereka lakukan seperti ingin memaknai arti dari ungkapan harta, tahta dan wanita yang setelahnya menjadi merana karena ulah konyol sekaligus tolol para pejabat negara dan keluarganya ini.

Baca Juga: BBM Subsidi Hanya untuk Rakyat Miskin, Orang Kaya Sadarlah

Sejak jaman 'baheula' keluarga pejabat negara yang bermental korup memang cenderung mengumbar harta hasil korupsi mereka. Dan itu seolah menjadi trend tak langsung bagi kalangan sosialita.

Bedanya dengan sekarang adalah, kecanggihan teknologi yang membuat mereka dapat dengan mudah 'bersombong ria' dengan harta-harta mulai dari rumah, mobil hingga aksesoris penunjang gaya hidup yang serba mahal.

Mereka seperti tak peduli dengan nasib sebagian besar rakyat Indonesia yang masih hidup dalam garis kemiskinan tapi dipaksa untuk membayar pajak demi untuk memenuhi kebutuhan mewah para pejabat negara yang keterlaluan ini.

Lucunya, meski paham resiko dari mengumbar harta kemana-mana melalui media sosial, perangai buruk ala pejabat di Indonesia masih tetap saja dilakukan.

Belum selesai kasus pejabat dirjen pajak yang hidup serba mewah bahkan memiliki pesawat pribadi dan koleksi jam tangan seharga ratusan juta rupiah, kini ditambah lagi pejabat Kemensetneg yang harus dinonaktifkan dari berbagai kemewahan dan fasilitas yang ia dapat setelah istrinya sibuk pamer harta di media sosial.

Kecenderungan Pamer Harta sebagai Bagian dari Gaya Hidup

Diakui atau tidak, ada semacam kewajiban tak tertulis bagi para istri-istri pejabat yang hidup bergelimang harta yang hasilnya entah dari mana itu untuk harus memamerkan keberlimpahan materinya kepada khalayak ramai.

Ini menjadi aturan tak tertulis bagi para sosialita yang hidup dari korupsi sana sini dan peras sana sini termasuk memeras rakyat dari pajak demi sebuah mobil mewah berharga milyaran rupiah.

Pamer Harta ala Istri dan Anak adalah Mata Pisau Paling Tajam

Kebanyakan dari para pejabat korup ini memang sebagian besar tersandung dari gaya hidup istri dan anaknya yang cenderung hedon dan sibuk pamer di media sosial.

Sehingga tanpa sadar, suami atau ayahnya terancam merana jika tingkah kampungan istri dan anaknya menjadi viral dan menjadi cibiran publik.

Rakyat media sosial atau netizen memang menjadi pengadil paling kejam buat siapapun, apalagi buat para pejabat korup beserta kroni-kroninya, istri dan putra-putrinya. Apalagi sekarang, aparat hukum bertindak atas semua kasus yang viral.

Jangan harap tingkah hedon dengan memamerkan harta sana-sini ala orang kampungan itu bisa lolos dari mata dan mulut netizen.

Ibarat tingkah pamer harta ala istri dan anak pejabat korup adalah pisau paling tajam rasanya sangat pas kemudian bertemu dengan 'hakim jalanan' yakni netizen yang sudah putus asa dengan sistem peradilan dan hukum di Indonesia, maka siap-siaplah wahai pejabat korup untuk merana tak punya penghasilan dan kuasa untuk korupsi lagi.

Istri Pamer Harta, Pejabat Kemensetneg Merana

Setelah kasus Sambo, pejabat dirjen Pajak, kini pejabat Kemensetneg tersandung kasus pamer harta. Dia adalah Esha Rahmanshah yang menjabat sebagai Kasubag Administrasi Kendaraan di Kemensetneg.

Esha dinonaktifkan dari jabatannya setelah sang istri tercinta pamer harta yang kemudian viral di media sosial.

Tindakan memalukan dari pejabat di Kemensetneg ini tak ubahnya menelanjangi citra pemerintah saat ini yang lemah dalam hal penindakan terhadap pejabat nakal dan korup.

Olivia Esa Pamer Harta 

Penonaktifan Esha itu berawal saat Olivia atau Vhia Esa dengan tingkahnya di media sosial memamerkan beragam mobil mewah yang ia miliki.

Selain mobil, ada pula rumah mewah dan luas yang diakui milik Olivia. Belum lagi deretan perhiasan emas dan emas batangan serta beragam tas bermerek dengan harga yang mahal tak luput ia pamerkan demi status sosial tertinggi di media sosialnya.

Pamer Harta tak Sesuai Penghasilan

Padahal untuk ukuran seorang pejabat Kemensetneg sesuai dengan PP Nomor 15 Tahun 2019, gaji Esha yang hanya golongan IVa hanya sekitar Rp 3.044.300 - Rp 5.000.000.

Selain gaji, tiap pegawai termasuk Esha juga menerima tunjangan kinerja sesuai dengan Perpres Nomor 8 Tahun 2018. Tiap tunjangan kinerja itu disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai.

Esha Rahmanshah yang hanyalah level Kasubag menerima tunjangan kinerja sebesar Rp 8.458.000. Sehingga total gaji dan tunjangan kinerja yang diterimanya yakni sebesar Rp 13.458.000.

Dengan gaji dan tunjangan yang kurang dari Rp 15 juta/bulan dan dibandingkan dengan biaya hidup di Jakarta yang luar biasa mahal, apakah mungkin seorang Kasubbag selevel Esha bisa punya kendaraan mahal, rumah mewah, perhiasan berharga yang dipamerkan sang istri tercinta Via Esha? 

Posting Komentar

Terima kasih karena telah berkenan memberikan komentar yang membangun untuk blog ini

Lebih baru Lebih lama